Sistem
proteksi merupakan sistem yang menjaga proses supaya tetap aman ketika keadaan
yang berbahaya dan tidak diinginkan terdeteksi. Sistem kemanan
terpisah dengan sistem pengendalian dan tidak bergantung satu sama lainnya,
namum komponen sistemnya memilii kesamaan. Sistem proteksi biasanya disebut
sebagai safety instrumented system
(SIS) yang terdiri dari beberapa instrumen yang bekerja dalam satu sistem yang
disebut sebagai safety instrumented
function (SIF). SIS bukan merupakan sistem pengendalian umum yang menjamin
bagaimana proses dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan menghasilkan
produk menurut desain process engineer (sesuai
set point), tetapi menjamin
keselamatan sebagaimana didesiain oleh process
safety engineer.
Hal yang paling penting dalam
mendesain sebuah sistem proteksi adalah analisa dari resiko yang ditimbulkan
oleh equipment under control (EUC)
dan sistem pengendalian pada plant
itu sendiri. Kegiatan ini meliputi identifikasi hazard, analisa hazard,
dan risk assessment. Desain sistem
proteksi dilakukan berdasarkan hazard and
operability study (HAZOP). Pada dasarnya resiko dapat ditinjau melalui dua aspek yaitu probalitas kejadian
tersebut terjadi dan konsekwensi yang diterima apabila kejadian tersebut
terjadi. Pada berbagai kasus dari kagagalan sistem, probabilitas dapat dihitung
dengan menggunakan perhitungan matematis. Jika nilai tersebut tidak dapat
diketahui maka hazard harus dianalisa
secara kualitatif.
Pada
dasarnya setiap industri memiliki standar sistem proteksi yang berbeda – beda.
Standar ini merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut kehandalan dari
suatu system terinstrumentasi. Standar sistem proteksi tidak hanya meliputi
teknologi yang digunakan, tingkat redundansi, kalibrasi ataupun logika sistem.
Ketika risk level yang dihadapi
semakin besar maka diperlukan sistem proteksi yang lebih baik untuk
mengendalikannya. Risk yang telah
dihitung selanjutnya akan dibandingkan dengan performansi pada suatu sistem
proteksi. Salah satu metode yang
digunakan untuk menentukan performansi sistem tersebut adalah safety integraty level (SIL).
SIL adalah
tingkat kemampuan SIF harus berhasil melakukan risk reduction yang disyaratkan. SIF suatu SIS umumnya terdiri dari
sensor, programmable logic solvers
dan final control elements (FCE). SIL
sendiri berhubungan dengan Probability of
Failure on Demand (PFD) dari suatu SIF. Semakin tinggi nilai SIL, maka PFD dari SIS semakin kecil. Tingkat SIL
dari suatu SIS ditentukan oleh nilai PFD dari tiap – tiap SIF penyusun SIS itu
sendiri, yaitu transmitter(s), logic solver dan on-off valve(s) serta arsitektur/konfigurasi elemen – elemen
tersebut dalam membangun SIS.
Gambar 1. Contoh SIS
Berdasarkan
IEC 61508, Safety Integrated Level
(SIL) digolongkan ke dalam empat level
yaitu SIL 1, SIL 2, SIL 3, SIL 4.
Standar di atas menyediakan bingkai kerja untuk melakukan penentuan SIL
secara umum, dimana secara kualitatif dan kuantitatif formulasi penilaian
katergori SIL ditetapkan berdasarkan standar pengujian reliabilitas alat oleh
fabrikasi produk tersebut, misalnya burn
test, uji kualitas material, mechanical
shock test, electronic function test, leakage test dan lain-lain. Pada
penentuannya, SIS yang akan dihitung SIL nya terbagi dua, yaitu low demand operation dan high demand operation. Low demand operation
adalah alat atau sistem beroperasi kurang atau sama dengan sekali dalam
setahun, secara umum untuk sistem proteksi.
High demand operation yaitu alat atau sistem beroperasi lebih dari sekali
dalam setahun, secara umum biasanya yang termasuk ke dalam kategori high demand operation adalah sistem
pengendalian.
Menentukan
SIL secara kuantitatif dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan terhadap
PFD untuk tiap – tiap SIF penyusun SIS kemudian menghitung PFD total
SIF. Berikut ini adalah persamaan yang digunakan dalam perhitungan berdasarkan ISA-TR84.00.02-2002 untuk berbagai
konfigurasi (arsitektur),
1) 1oo1 ( 1 )
2) 1oo2 ( 2 )
3) 1oo3 ( 3 )
4) 2oo2 ( 4 )
5) 2oo3 ( 5 )
6) 2oo4 ( 6 )
Untuk mengetahui PFD total digunakan persamaan berikut,
Dari persamaan 3.1 sampai 3.6 dapat diketahui bahwa PFD dipengaruhi oleh laju kegagalan peralatan dan test interval, artinya semakin besar laju kegagalan suatu peralatan maka kemungkinan terjadinya failure akan semakin besar dan tingkat penurunan resikonya akan semakin kecil. Begitu juga dengan semakin sering suatu peralatan dilakukan test maka kemungkinan terjadinya failure akan semakin kecil dan tingkat penurunan resikonya semakin besar. Adapun untuk mendapatkan data failure rate dapat diperoleh dengan beberapa cara diantaranya adalah historical data, yaitu data diperoleh berdasarkan data hasil maintenance suatu perusahaan atau commercial failure rate data, yaitu data diperoleh dari handbook failure rate data ( database failure rate ) seperti salah satunya adalah OREDA (berdasarkan spesifikasi alat).
Tabel 1 SIL
and required safety system performance for low demand mode system
Safety Integrated Level (SIL)
|
Probability Failure on Demand (PFD)
|
Safety Availability (1_PFD)
|
Risk Reduction Factor (RRF)
|
4
|
0.0001 - 0.00001
|
99.99 - 99.999%
|
10000 - 100000
|
3
|
0.001 - 0.0001
|
99.9 - 99.99%
|
1000 - 10000
|
2
|
0.01 - 0.001
|
99 - 99.9%
|
100 - 1000
|
1
|
0.1 - 0.01
|
90 - 99%
|
10 - 100
|
Tabel 2 SIL and required safety system performance for continous mode
system
Setiap SIF mempunyai arsitektur yang sama atau pun
berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, perhitungan PFD harus
terlebih dahulu mengidentifikasi arsitektur untuk masing – masing SIF sehingga
dapat disesuaikan dengan persamaan yang akan digunakan. Berdasarkan ISA-TR84.00.02-2002 terdapat enam macam
arsitektur SIF seperti terlihat pada persamaan 3.1 sampai 3.6. berikut ini adalah pengertian penomoran arsitektur
SIF untuk mengidentifikasi arsitektur SIF yang dipakai,
1) 1oo1
artinya one out of one, terdapat 1
keluaran dari 1 SIF.
2) 1oo2
artinya one out of two, terdapat 1
keluaran dari 2 SIF.
3) 1oo3
artinya one out of three, terdapat 1
keluaran dari 3 SIF.
4) 2oo2
artinya two out of two, terdapat 2
keluaran dari 2 SIF.
5) 2oo3
artinya two out of three, terdapat 2
keluaran dari 3 SIF.
6) 2oo4
artinya two out of four, terdapat 2
keluaran dari 4 SIF.
Sebagai
contoh adalah FCE dengan arsitektur 1oo3 seperti pada gambar 3.30 terlihat
bahwa terdapat 3 valve dalam satu
aliran. Hal ini berarti bahwa 1 aliran atau pipa yang ditentukan oleh 3 valve (3 valve yang menentukan aliran dalam 1 pipa). Contoh lain pada gambar
3.31 FCE dengan arsitektur 2oo2 yang berarti 2 valve menentukan 2 aliran. Dengan demikian, jumlah valve dapat diidentifikasi pada angka
terakhir pada penomoran arsitektur, sedangkan angka pertama menunjukkan jumlah
alirannya.
wah edo ternyta
BalasHapusTulisannya bermanfaat banget...
BalasHapusijin copas ya....
Ijin copas gan
BalasHapusijin copas gan
BalasHapusBermanfaat, terima kasih ya...
BalasHapusijin copas juga